Menulis Sumber Sejarah Lisan

Pada akhirnya semua sejarah bergantung pada tujuan sosialnya. Itulah sebabnya sejarah di masa lalu disampaikan lewat tradisi lisan dan kronik tertulis. Terkadang tujuan sosial sejarah samar; semisal, akademisi yang sedang mengerjakan riset pencarian fakta tentang tempat yang jauh tanpa berupaya menghubungkan temuan mereka dengan tafsiran yang lebih umum. Di kubu lain, tujuan sosial sejarah pun boleh jadi sangat terang-terangan; dimanfaatkan guna memberikan pembenaran untuk peran dan penaklukan, perebutan wilayah, revolusi dan kontra-revolusi. Diantara kedua kubu tersebut ada banyak tujuan lainnya yang kurang lebih jelas. Melalui sejarah, orang-orang bisa berupaya memahami pergolakan dan perubahan yang mereka alami dalam kehidupan mereka.

Tantangan sejarah lisan sebagian terletak dalam kaitannya dengan tujuan sosial sejarah yang mendasar ini. Sejarah lisan tidak harus menjadi alat perubahan, melainkan ditentukan oleh semangatnya ketika digunakan, namun demikian sejarah lisan dapat menjadi sarana untuk mengubah muatan (content) dan tujuan sejarah. Ia bisa dipakai untuk mengubah fokus sejarah dan kemudian membuka wilayah-wilayah baru penelitian.

Istilah ‘sejarah lisan’ sama barunya dengan ‘tape recorder’, dan ia pun memiliki implikasi radikal di masa depan. Namun bukan beraqrti bahwa tidak memiliki masa lampau. Pada kenyataannya, sejarah lisan setua sejarah itu sendiri. Ia adalah jenis pertama sejarah. Jules Michelet sejarawan dari Perancis, dari Karyanya History of the French Revolution, ia menganggap bahwa dokumen tertulis harusnya menjadi salah satu sumber saja. Namun dalam jangka sepuluh tahun ia juga mengumpulkan bukti lisan secara sistematis. Niatanya adalah menyeimbangkan bukti berupa dokumen-dokumen resmi dengan penelitian politis yang didapat dari tradisis lisan.

Salah satu alasan mendasar kian jelas begitu kita menilik cakupan sejarah lisan dalam masyarakat yang belum mengenal baca tulis. Pada tahapan, ini semua sejarah adalah sejarah lisan namun banyak hal yang juga harus diingat: kecakapan dan keahlian, waktu dan musim, langit, teritori, hukum, omongan, transaksi, tawar-menawar.

Bagaimana mengukur pencapaian sejarah lisan.? Dari seruan panjang masa lalunya atau ambisi serta keberagamannya di masa sekarang. Tidak mustahil untuk menandai batasan yang jelas di sekitar karya dari sebuah gerakan yang membawa serta beraneka ragam spesialis. Metode sejarah lisan pun banyak dipakai oleh banyak orang, terutama sosiolog dan antropolog yang tidak menilai diri mereka sebagai sejarawan lisan. Begitu juga dengan wartawan. Mereka menulis sejarah dan mereka juga memang menyajikan fakta sejarah. Nampaknya para sejarawan profesional tidak membayangkan karya mereka sebagai sejarah lisan. Mereka justru berfokus pada persoalan sejarah yang mereka pilih ketimbang metode-metode yang digunakan sebagai pemecahan.

Jika potensi sejarah lisan sepenuhnya diwujudkan, maka tidak ada daftar spesifik dari judul-judul yang ditemukan dalam blibiografi sejarah yang ditemukan, sebagaimana dalam perubahan mendasar dimana sejarah ditulis dan dipelajari, dalam pertanyaan-pertanyaan dan penilaiannya, beserta teksturnya. Sulit untuk membuat keputusan berimbang yang memuaskan antara di satu sisi, berlimpahnya artikel yang sering kali singkat, dan di sisi lain, terbitan-terbitan yang tak kenal batas (namun penting) di ranah sosiologi, antropologi, cerita rakyat, sejarah kontemporer, politik dan biografi yang bagi sejarah lisan amat pinggiran.

Seberapa terpercaya bukti sumber sejarah lisan.? Bagaimana ketika ia dibandingkan dengan jenis-jenis sumber sejarah yang lain.? Apakah bukti lisan, karena resiko kekeliruan ingatan, pada akhirnya senantiasa lebih rendah nilainya dibanding dokumen. Seperti dipaparkan Arthur Marwick dalam The Nature of History (1970) pertama-tama ia mencamtukan ‘hirarki yang berlaku’ dari sumber-sumber sejarah: surat, laporan narasumber, kesaksian atau sumpah. Dalam mempertimbangkan sumber ini sejarawan harus menjamin keaslian dokumen yakni menilai pokok apa yang terkandung, lalu yang berikutnya adalah bagaimana dokumen tersebut lahir.?

Dalam praktiknya, aturan ini kurang dipatuhi sebagaimana mestinya. Disini sejarawan lisan mendapat keunggulan besar karena mampu menarik pengalaman dari disiplin ilmu lain. Peneliti sudah lama menggunakan wawancara sehingga terdapat banyak sekali bahasan sosiologis tentang metode wawancara, sumber bias, dan bagaimana sumber bias ini dapat diperkirakan dan diminimalisir.

Secara khusus, sejarah lisan sangat cocok untuk proyek penelitian. Hal ini dikarenakan sifat dasar dari metode ini yang kreatif dan kooperatif. Satu keunggulan utama, kemampuannya untuk menemukan bukti-bukti yang baru dengan tepat sesuai denganyang diinginkan, melalui kunjungan lapangan. Penelitian lapangan yang berhasil mengandaikan kecakapan sosial dan kemanusiaan untuk bekerja sama dengan narasumber. Artinya, proyek sejarah lisan dalam bentuk apapun bermula dari kelebihan yang luar biasa.

Proyek sejarah lisan membutuhkan sederet keahlian yang tidak akan bisa dimonopoli oleh siapa saja mereka yang lebih tua, para pakar, atau terbaik dalam penulisan, sehingga proyek ini memungkinkan kerja sama yang lebih setara. Proyek ini dapat dilakukan dimana saja karena setiap komunitas yang anggotanya memiliki banyak sisi sejarah tentang pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial untuk ditulis.

Proyek sejarah lisan berlangsung di beberapa konteks yang berbeda, sebagai kerja individual atau kelompok: di sekolah dan universitas; atau dalam kelompok pendidikan orang dewasa, dari museum, atau dari pusat-pusat komunitas. Meski banyak memiliki ciri yang sama, setiap konteks memberikan penekanan yang khas, disertai kelebihan dan masalahnya masing-masing.

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Menulis Sumber Sejarah Lisan"

  1. Casino Finder - Northfield, CT (Mapyro)
    The casino is open daily 24 hours. Open 오산 출장샵 24 hours. 평택 출장안마 Phone Number. (860) 이천 출장안마 893-9946. Casino. 영천 출장안마 Rooftop 영천 출장안마 Rooftop.

    ReplyDelete